Rabu, 20 November 2013

jangan sia-siakan hidup ini

JANGAN SIA-SIAKAN HIDUP INI !

Yang bersungguh-sungguh di antara orang-orang pasif, yang mata bhatinnya melek di antara mereka yang tertidur, orang bijak itu melaju bagaikan seorang pembalap yang meninggalkan tunggangannya di belakang.
Dia yang telah mencapai penaklukan yang tidak dapat ditaklukkan lagi, yang tak seorangpun di dunia ini sanggup menerobos masuk, dengan jalan apa engaku hendak mengarahkannya, Yang Sadar, Yang Mengatasi, Yang Tak Terlacak ?
Dia yang tidak lagi dapat disesatkan oleh rantai-rantai belenggu manusia dan racun-racun kejahatan, dengan cara apa engkau hendak mengarahkan diaYang Sadar, Yang Mengatasi, yang tak terlacak ?
 Mengapa ? karena kita semua mengetahui bahwa tubuh itu fana, dan kita semua sedang mencari penyelamatan. Malam akan terasa panjang bagi dia yang tidak dapat memejamkan matanya; satu Mil akan tersa amat panjang bagi dia yang kelelahan; dan bagi si Pandir hidup ini akan terasa amat panjang karna ia tidak mengetahui hukum sejati. Karena seperti seorang pengembala yang menggiring kawanan ternak ke dalam kandang bersama pembantu-pembantunya, begitu pula Umur dan Kematian menggiring kehidupan manusia.Tetapi, karena manusia rentan terhadap berbagai godaan dari dunia yang penuh ilusi ini, si bodoh tetap menjalani kehidupan yang rentan, malas-malasan, lemah dan tidak mengacuhkan tata krama sosail. Inilah kehidupan dalam kesia-siaan, kehidupan yang tidak pantas dibicarakan.

bekerja sebagai motivasi hidup


Bekerja Sebagai Motivasi Hidup

Apakah tujuan kita dilahirkan sebagai manusia ?
Bagaiamanakah layaknya hidup yang benar sebagai manusia ?

Manusia modern dewasa ini memiliki banyak pngetahuan, namun kita masih hidup dalam kebingungan dan tidak menyadari pentinnya “Hati Nurani”. Lebih lagi, manusia tidak lagi memikirkan tentang keberadaan hati nurani, bagaimana menggunakannya, dan sebagainya. Akibatnya, kehidupan kita sebagai manusia yang amat berharga ini banyak yang terjatuh terperosok ke dalam jurang kesengsaraan.
Manusia diciptakan paling sempurna oleh Hyang Widhi jika dibandingkan dengan makhluk yang lain  karena dengan Idep yang kita miliki dapat merubah karma buruk menjadi karma benar, sehingga kita berhak disebut sebagai ‘Pemimpin dari segala ciptaan’. Untuk dapat layak sebagai pemimpin dari segala ciptaan, hal pertama yang harus dilakukan adalah selain memikirkan kehidupan diri sendiri, sedapat mungkin sedikit demi sedikit berusaha untuk memahami kebenaran hidup. Jika tidak demikian, tidaklah mungkin dapat hidup secara sempurna sebagai manusia. Dengan kata lain yang dimaksud dengan memahami kebenaran hidup adalah sama seperti saat kita mengusir orang-orang jahat yang menganiaya orang lemah.

Minggu, 17 November 2013

kitap suci dan maha rsi


Kitab Suci dan Maha Rsi
Kitab suci agama Hindu disebut Weda. Adapun kata Weda ini berasal dari bahasa Sanskerta dari akar kata "Wid" berkembang menjadi kata WEDA atau WIDYA yang berarti pengetahuan. Sebagai kitab suci kata Weda mengandung pengertian himpunan ilmu pengetahuan suci yang bersumber dari Sang Hyang Widhi Wasa diterima atau didengar oleh para Maha Resi dalam keadaan samadhi. Oleh karena itu disebut juga Sruti yang berarti Sabda suci yang didengar (wahyu). Jadi Weda merupakan himpunan wahyu- wahyu Tuhan.

Weda Sruti:


Weda Sruti yaitu Weda dalam bentuk himpunan wahyu (Sruti), disebut juga Weda Samhita terdiri dari:
No.
Nama
Dihimpun oleh
Kelompok
1
Rig Weda
Maha Resi Pulaha
Catur Weda
2
Yajur Weda
Maha Resi Waisampayana
3
Sama Weda
Maha Resi Jaimini.
4
Atharwa Weda
Maha Resi Sumantu.
 



5
Bhagavad-Gita
Maha Resi Byasa.
Pancamo Weda.

manajemen pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

1.2  Latar Belakang
Didalam sistem pendidikan suatu bangsa seluruh wilayah, budaya dan masyarakat, bangsa dan negara merupakan lingkungan dari sistem pendidikan nasional yang bersangkutan. Pengertian tentang lingkungan pendidikan sangat luas, meliputi lingkungan fisik, lingkungan kebudayaan, dan lingkungan sosial (manusia).
Lingkungan fisik berupa alam atau benda fisik, seperti rumah, pakaian, tanah datar, pegunungan, sawah dan lain-lain. Lingkungan kebudayaan adalah sesuatu yang dihasilkan oleh manusia, baik yang berupa kebendaan, maupun yang spiritual, misalnya masjid, gereja, sekolah, ilmu pengetahuan, nilai-nilai dan sebagainya.. sementara itu, lingkungan sosial (manusia) adalah bermacam-macam bentuk pergaulan, baik dalam keluarga, lembaga, organisasi, maupun masyarakat luas.
Antara lingkungan kebudayaan dengan lingkungan manusia mempunyai keterikatan yang sangat erat karena kebudayaan itu diciptakan oleh manusia. Dengan terciptanya kebudayaan manusia dapat mengangkat dirinya kemartabat yang lebih tinggi, baik dalam arti materil maupun spiritual. Manusia punya cara tertentu untuk menjadikan kehidupan selalu lebih baik, mengembangkan norma dan nilai yang mereka hormati dan pelihara bersama sehingga terciptalah suasana ketentraman dan kedamaian dalam kehidupannya.
Adanya arus perubahan masyarakatdan budayanya juga berpengaruh terhadap suasana pendidikan, dari taraf tradisional ke taraf modern. Perubahan konsep pandangan tentang hubungan pendidikan dengan peserta didik yang bergeser dari pendidikan yang berpusat pada guru ke pendidikan yang berpusat pada anak, juga mempengaruhi suasana pendidikan. Kedua perubahan atau pergeseran tersebut, tentunya akan menimbulkan perubahan atau pembaharuan yang jika tidak terkendali akan menimbulkan suasana pendidikan yang justru akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan.dalam hal inilah diperlukan upaya pengeturan dan pengendalian terhadap suasana yang berubah tersebut. Dengan kata lain, diperlukan adanya peraturan dan perundang-undangan tentang sistem pendidikan.
Sistem pendidika diperlukan adanya organisasi dan administrasi pendidikan. Organisasi pendidikan adalah unit-unit pendidikan dengan mekanisme kerja tertentu yang memberi kemungkinan tercapainya tujuan pendidikan. Administrasi pendidikan adalah pengelolaan pendidikan dalam arti luas yang setidak-tidaknya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengembangan dan pengawasan.

Senin, 11 November 2013

jodoh dan pernikahan

 
JODOH DAN PERNIKAHAN

Om Swastiastu. Om Awignamastu Namosidem.

Kata cinta menurut saya adalah suatu istilah yang dibikin oleh manusia, di dalam menuangkan rasa indah, rasa baik dibalik suatu keinginan yang indah pula, dan istilah yang amat suci adalah salah satu istilah manusia di dalam menyebutkan kebesaran Tuhannya ( Tuhan yang Maha Suci), istilah Yang maha suci ini hanya cocok diperuntukan kepada Tuhan. Sehingga persenyawaan dua buah cinta yang amat suci itu disebut dengan istilah yang lumrah adalah PERNIKAHAN. Begitulah jalan pikiran saya untuk menghormati sebuah pernikahan, hal ini tidak terlepas dari keinginan tidak akan terjadinya perceraian dan terjadinya KDRT. Disamping itu untuk menuju rumah tangga yang damai, generasi penerus yang berkwalitas. Bila tidak ada sesuatu yang amat mendasar, nikah satu kali dalam hidup itu menurut saya yang paling indah dan paling baik.

Manusia adalah makhluk yang mempunyai Bayu, Sabda dan Idep, didalam menjalini hidupnya mereka akan dihadapkan dengan tiga hal pula yaitu; Dharma , Artha dan Kama. Ketiga hal ini tidak bisa dilepaskan oleh manusia saat mereka melakoni hidupnya, demikian pula saat mereka pacaran, saat mereka nikah, Dharma, Artha dan Kama ini juga ikut di dalamnya. Dari ketiga unsur ini yang semestinya yang dipakai landasan pokok atau yang dominan adalah Dharma, artha dan kama sebagai pengikutnya. Pernikahan seperti inilah yang nantinya bisa kekal dan bisa disebut pernikahan berdasarkan Dharma.

sanggah kemulan / rong tiga


BAB I  PENDAHULUAN

           Pada dasarnya masyarakat Bali yang terdiri dari kumpulan individu-individu. Memiliki bentuk-bentuk kebudayaan yang sangat menarik untuk digali dan dikaji, salah satunya adalah adanya bentuk bangunan-bangunan tradisional Bali yang dari dulu sampai sekarang masih di pakai dan dilestarikan oleh masyarakat Bali. Masyarakat Bali yang dijadikan objek penelitian dalam kesempatan ini adalah orang-orang Bali yang tinggal di Bali yang beragama Hindu. Kehidupan masyarakat tersebut masih dipengaruhi oleh suatu kepercayaan-kepercayaan yang berasal dari folklore; apakah itu mite, dongeng, legenda atau ekspresi budaya (kebiasaan dari turun temurun).
            Salah satu yang menarik adalah ekspresi budaya. Pengaruh kebudayaan Hindu yang tidak dapat lepas dari masyarakat Hindu Bali yakni adanya bangunan-bangunan tradisional suci umat Hindu seperti kepercayaan masyarakat tentang Sanggah Kamulan. Kepercayaan rakyat, atau yang sering disebut dengan “takhyul”, adalah kepercayaan yang oleh orang berpendidikan Barat dianggap sederhana bahkan pander, tidak berdasarkan logika, sehingga secara ilmiah tidak dapat dipertanggung jawabkan (Dananjaya, 1984: 153).

Minggu, 10 November 2013

yadnya sesa


YADNYA SESA
Yadnya sesa/banten saiban merupakan salah satu yadnya atau persembahan yang dilakukan setiap hari yang sering di sebut dengan Nitya Karma. Yadnya sesa ini dilakukan setelah selesai memasak dan sebelum menikmati makanan yang telah dimasak.
Melaksanakan persembahan atau yadnya merupakan kewajiban serta tugas bagi umat Hindu untuk menunaikannya. Dalam menunaikan tugas dan kewajiban tersebut hendaknya dilandasi dengan dharma dan etika yang baik serta ketulusan hati. Sebagaimana diketahui bahwa yadnya sebagai sarana untuk menghubungkan diri dengan Sang Hyang Widhi Wasa untuk memperoleh kesucian jiwa. Tidak saja kita menghubungkan diri dengan Tuhan, juga dengan manifestasi-Nya dan makhluk ciptaan-Nya termasuk alam beserta dengan isinya. Dengan demikian yadnya merupakan persembahan dan pengabdian yang tulus iklas tanpa adanya harapan untuk medapatkan imbalan-imbalan.

fungsi-fungsi manajemen pendidikan

Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan dalam prakteknya membutuhkan berbagai fungsi manajemen. Fungsi manajemen yang terdapat dalam pendidikan meliputi fungsi perencanaan atau planning, fungsi pengorganisasian atau organizing, fungsi pengarahan atau directing, dan fungsi pengendalian atau controlling. Berikut penjelasan dari fungsi-fungsi tersebut:
1.  Perencanaan (Planning)
Ini adalah fungsi paling awal dari semua fungsi manajemen, para ahli juga menyutujui hal tersebut. Perencanaan adalah proses kegiatan untuk menyajikan secara sistematis segala kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Perencanaan dapat diartikan sebagai penetapan tujuan, budget, policy prosedur, dan program suatu organisasi. Dengan adanya perencanaan, fungsi manajamen berguna untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai, menetapkan biaya, menetapkan segala peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman yang harus dilaksanakan.

makna penjor galungan


MAKNA PENJOR GALUNGAN
Umat Hindu dari jaman dahulu sampai sekarang bahkan sampai nanti dalam menghubungkan diri dengan Ida Sanghyang Widi Wasa memakai symbol-simbol. Dalam Agama Hindu simbol dikenal dengan kata niasa yaitu sebagai pengganti yang sebenarnya. Bukan agama saja yang memakai simbol, bangsa pun memakai simbol-simbol. Bentuk dan jénis simbol yang berbeda namun mempunyai fungsi yang sama.
Dalam upakara terdiri dari banyak macam material yang digunakan sebagai simbol yang penuh memiliki makna yang tinggi, dimana makna tersebut menyangkut isi alam (makrokosmos) dan isi permohonan manusia kehadapan Ida Sanghyang Widi Wasa. Untuk mencapai keseimbangan dari segala aspek kehidupan seperti Tri Hita Karana.

Sabtu, 09 November 2013

Mendidik Anak Dalam Konsep Hindu


Mendidik Anak Dalam Konsep Hindu

Om Swastiastu,
Anak merupakan anugerah. Dalam pandangan Agama Hindu, seorang anak merupakan pewaris sekaligus penyelamat bagi orang tua dan para leluhur. Begitu pentingnya peran dan kedudukan seorang anak, maka setiap keluarga tentu mengharapkan lahirnyaseorang anak yang suputra, seorang anak yang berwatak dan berkarakter baik, berbakti kepada orang tua dan leluhur serta taat kepada ajaran agama. Watak dan karakter seorang anak sesungguhnya dapat dibentuk melalui pendidikan. Ibarat kertas putih bersih, maka seperti itulah perumpamaan bagi seorang anak yang baru lahir. warna, corak dan karakternya tergantung dari goresan pendidikan yang diberikan dalam hal ini pendidikan oleh orang tua dan lingkungan.

Dalam konsep Hindu, mendidik seorang anak dimulai semenjak dalam kandungan. Hal ini termuat dalam lontar Semara Reka dan Angastya Prana. Untuk dapat mendidik anak agar menjadi seorang yang suputra, maka terlebih dahulu orang tualah yang harus merubah dirinya menjadi orang tua yang baik. Karena itu dianjurkan dalam satra agar seorang ibu mengandung setelah melalui proses upacara perkawinan. Disamping menghindari pengaruh beban psikis jika hamil sebelum melangsungkan upacara perkawinan, setelah melalui upacara perkawinan maka sanghyang kama ratih dalam diri orang tua telah disucikan sebelum bertemu dan menjadi benih. Hal ini sangatlah penting karena ibarat menanam benih maka benih dan ladang harus dibersihkan dan disucikan terlebih dahulu untuk mendapat hasil yang baik.

Memahami Kewajiban Sebagai Pewaris


Memahami Kewajiban Sebagai Pewaris

OM SWASTIASTU. OM AWIGNAMASTU.

Debu-debu materi dan debu-debu kama beterbangan di mana-mana, seperti telah menutupi cerahnya angkasa, membendung sinar matahari menembus bumi. Keadaan semakin gelap, kesalahan, dan ketersinggungan semakin bermunculan tak ubahnya seperti tumbuhnya jamur dimusim hujan. Pertengkaran, perkelahian, dan konplik semakin subur bahkan sepertinya sudah menjadi budaya hidup. Hampir semua orang merasa benar, merasa paling kuat, paling berjasa, dan paling semuanya. Perselisihan secara pelan-pelan merambat dengan mantap kian mendekati hati. Seolah-olah tidak memberi peluang kepada Dharma untuk mengembangkan sayapnya di hati manusia. Terjadinya pelecehan-pelecehan pun semakin tak terbendung. Sangat sulit untuk menentukan yang mana benar dan yang mana salah, demikian gelapnya hati manusia yang ditutupi oleh debu-debu tadi.

Sadar atau tidak sadar masih sangat sedikit yang berkeinginan untuk mengusap debu yang menutupi hati nurani, untuk dapat memberikan kesempatan Dharma bisa bernafas dan bersinar, dapat memenuhi kewajibannya memberikan penerangan. Serentetan kalimat di atas ditulis hanya sedikit usaha untuk menguwak kegelapan sehingga bisa mendapatkan bayang-bayang, guna dapat meraba melalui rasa kewajiban sebagai pewaris yang dituntut bertanggungjawab terhadap leluhur dan generasi mendatang. Bila usaha ini tidak berhasil, berarti satu poin kita sudah melanggar amanat Veda. Sebab Veda mengamanatkan kepada kita: ”Keturunan adalah pewaris leluhur...”. Dalam kalimat tersebut terkandung makna si pewaris harus bertanggung jawab penuh atas apa yang diwarisinya. Namun dalam kenyataan sekarang kata waris, diterjemahkan sangat sempit sekali. Yaitu waris diartikan hanya berupa artha benda (kekayaan material) saja.

Mensyukuri apa yang kita dapati sekarang


Mensyukuri apa yang kita dapati sekarang

OM SWASTIASTU. OM AWIGNAMASTU.

Kadang-kadang masih ada yang merasa bingung terhadap apa yang mereka dapati atau nikmati dimasa hidup sekarang ini. Mungkin mereka berpikir, kenapa saya sudah begini kok dapat begitu? Atau, kenapa mereka begitu kok dapat begini? Akhirnya penyesalan demi penyesalan akan muncul, untuk melemahkan semangat hidup, dan mengurangi keyakinan terhadap ajaran agama dan terhadap kebesaran Ida Hyang Widhi. Karena penyesalan itu sebenarnya tidak ada gunanya sama sekali. Lebih baik waspada sebelum dan diwaktu beraktivitas, dibandingkan dengan menyesal setelah mendapat hasil dari aktivitas itu. Karena apa yang kita perbuat itu sekaligus merupakan kehendak kita dan juga merupakan pernyataan kita atau permohonan kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Oleh karena Beliau sangat adil dan bijaksana, apapun yang menjadi keinginan manusia pasti akan dipenuhi. Kalau mereka menginginkan hidup tenang dan bahagia, mereka harus menyampaikan keinginan melalui perbuatan kepada Beliau. Jadi Beliau akan menilai, jenis kebahagiaan yang bagaimana diinginkan, apakah kebahagiaan di atas penderitaan orang lain atau kebahagiaan bersama, setelah itu pasti kita terima hasil dari permohonan tersebut. Pokoknya apa yang kita mohon kepada Beliau pasti dipenuhi, lalu mengapa kita harus menyesali pemberian atau anugrah Beliau. Apakah penyesalan itu tidak boleh disebut salah satu bentuk sifat durhaka?

Agama Hindu Mengajarkan Umatnya Agar Dapat Memanusiakan Alam


Agama Hindu Mengajarkan Umatnya Agar Dapat Memanusiakan Alam

OM SWASTIASTU. OM AWIGNAMASTU.

Masih banyak orang-orang yang kurang mengerti tentang hidup, sedangkan mereka dapat mengatakan dirinya sedang hidup. Ada pula yang memberikan definisi hidup itu adalah bergerak. Jadi setiap yang bergerak itu hidup, sepertinya benar juga. Tetapi kemungkinan salahnya pasti ada juga, itu sangat tergantung dari sudut pandang kita. Dari mana kita memandangnya penilaian kita pasti mulai dari sudut itu.

Pikiran saya selalu dibayangi oleh setumpuk kata-kata seperti itu. Setiap saat saya merenungkan hidup ini. Apa sebenarnya hidup itu? Didalam sebuah buku saya pernah membacanya; Bahwa hidup ini tidak ada lain adalah kesempatan emas untuk berkarma. Karma itu ada dua yaitu karma baik (Subhakarma), dan karma yang tidak baik (asubhakarma). Jadi dalam hidup ini pasti dan harus seseorang itu berkarma, apa itu karma yang baik maupun karma yang tidak baik. Kembali saya berpikir apakah saya ini telah berkarma baik?

KEMENANGAN DHARMA.


KEMENANGAN DHARMA.

OM SWASTIASTU, OM AWIGNAMASTU NAMO SIDAM.

Hari suci GALUNGAN sudah terkenal dengan istilah hari suci untuk merayakan kemenangan dharma atas adharma. Namun baru kemarin saya memberikan Dharma Wacaca di suatu Desa, muncul pertanyaan dari salah satu anak muda, pertanyaannya begini:

"Singgih Pedanda saya mau berteanya, Sehubungan dengan hari suci Galungan, yang mana pengertiannya adalah merayakan kemenangan Dharma atas adharma. 1. Apakah dewasa ini,dijaman seperti ini masihkah Dharma itu menang? 2. Di mana wilayah pertempuran Dharma itu waktu melawan adharma? Dan banyak lagi yang ditanyakan, saya sangat bangga terhadap generasi muda yang peduli dengan ajaran agama dan ajaran kerokhanian.

GALUNGAN MELAKONI HARI KEMENANGAN DHARMA.


GALUNGAN MELAKONI HARI KEMENANGAN DHARMA.

OM SWASTIASTU.

Tidak lama lagi kita akan melakoni hari Suci Galungan, yang mana hari Galungan itu datang setiap 6 bulan sekali dalam perhitungan kalender tahun saka, tepatnya galungan yang akan datang jatuh pada hari Buda Kliwon Dunggulan, bulan ini Galungan itu jatuh pada Hari Rabu tgl 23 Oktober 2013. Semua umat sudah mengetahui bahwa makna galungan itu adalah perayaan hari kemenangan Dharma melawan Adharma. Ada pertanyaan yang menggelitik adalah sebagai berikut;" SUDAHKAH DHARMA ITU MENANG MELAWAN ADHARMA?". Kalau jawabannya sudah. Lalu ada pertanyaan lagi: " APA CIRI-CIRINYA DHARMA ITU MENANG MELAWAN ADHARMA? ". Sebenarnya jawabannya sangat gampang yaitu; Ciri dari Dharma itu menang melawan Adharma ialah; Apabila rumah sakit tidak kekurangan kamar ( pasiennya sedikit bila perlu kosong), dan lembaga pemasyarakatan tidak kelebihan anak-anak binaan, ya paling banyak setengah dari daya tampung, bila perlu harus kosong. Itu ciri-cirinya. Apakah hal itu mungkin terjadi/ Jawabannya mungkin sekali kalau dari masing-masing kita mau memenangkan dharma melawan Adharma di dalam diri kita masing-masing.

PENJOR DAN GALUNGAN DI DALAM TAFSIR.


PENJOR DAN GALUNGAN DI DALAM TAFSIR.

OM SWASTIASTU. OM AWIGNAMASTU NAMOSIDAM.

SELAMAT HARI SUCI GALUNGAN KEPADA UMAT HINDU DIMANAPUN SAUDARA BERADA, SEMOGA DAPAT MELAKONI HIDUP MENUJU TUJUAN HIDUP ITU SENDIRI.

Judul ini sengaja saja buat seperti itu, sebab akhir-akhir ini umat Hindu khususnya di Bali, sedang semaraknya membikin penjor untuk galungan, bahkan biaya yang dikeluarkan tidak canggung-canggung lumayan besar bagi ukuran saya sendiri. Seiring dengan meriahnya penjor galungan saya sangat mengharapkan dapat dimaknai atau paling tidak ditafsir maknanya dikaitakan dengan peningkatan moralitas, untuk memenangkan Dharma.

Saya akan mencoba menafsir makna penjor tersebut dikaitkan dengan peningkatan moralitas. Penjor itu yang paling menyolok adalah bambu yang digunakan sebagai sarana pokok pasti bentuknya melengkung (bengkong muncukne). Itu yang menarik perhatian saya, sebab selama yang saya tau penjor itu selalu bambunya begitu. Yang kedua di paling ujung dari tali pengikat ujung bambu itu pasti ada sebuah benda hasil kesenian (reringgitan) yang disebut Sampyan.

RENUNGAN DI HARI SUCI GALUNGAN.


RENUNGAN DI HARI SUCI GALUNGAN.

OM SWASTIASTU, OM AWIGNAMASTU NAMOSIDAM.

ANJURAN; Disaat hari suci galungan sangat perlu kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri, sebab diri kita sering sekali bertanya kepada kita dan kita jarang memberikan jawban dan berkomunikasi dengannya. Ini tidak perlu didiskusikan lagi. Bila saudara menganggap perlu ini, silahkan lakukan, dan bila menganggap tidak perlu, jangan dilakukan. Sebab ini merupakan anjuran dan saran saya, disaat jaman seperti sekarang rasanya perlu kita membangun komunikasi terutama dengan diri sendiri, sebelum berkomunikasi kepada pihak lain.

Rabu, 09 Oktober 2013

pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Suatu kondisi yang optimal dapat tercapai jika guru mampu siswa dan sarana pengajaran serta mengedalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar.
Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha pengorganisasian lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajar yang menimbulkan proses belajar.

Selasa, 08 Oktober 2013

panca sradha

Panca Sradha Dalam Konsep Ketuhanan menurut Agama Hindu

Dalam ajaran agama Hindu, Tatwa juga termasuk salah satu kepercayaan. Kepercayaan juga dikenal dengan istilah “Sradha” yang berarti keimanan,keyakinan,kepercayaan. Ada lima macam keyakinan dalam Agama Hindu yang disebut dengan “Panca Sradha”.Panca Sradha, yang berarti lima macam keyakinan/ kepercayaan atau keimanan yang harus dipedomani oleh setiap umat hindu dalam hidup dan kehidupannya.Panca Sradha tersebut terdiri dari :
1. Percaya dengan adanya Tuhan/Brahman (Widhi Sraddha).
2. Percaya dengan adanya atma (Atma Sraddha).
3. Percaya dengan adanya Hukum Karma Phala(Karmaphala Sraddha).
4. Percaya dengan adanya Punarbhawa/Samsara(Punarbhawa Sraddha).
5. Percaya dengan adanya Moksa(Moksa Sraddha).

upacara ngaben

Ngaben adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan di Bali, khususnya oleh yang beragama Hindu, dimana Hindu adalah agama mayoritas di Pulau Seribu Pura ini. Di dalam Panca Yadnya, upacara ini termasuk dalam Pitra Yadnya, yaitu upacara yang ditujukan untuk roh lelulur.
Makna upacara Ngaben pada intinya adalah untuk mengembalikan roh leluhur (orang yang sudah meninggal) ke tempat asalnya. Seorang Pedanda/Pinandita mengatakan manusia memiliki Bayu, Sabda, Idep, dan setelah meninggal Bayu, Sabda, Idep itu dikembalikan ke Brahma, Wisnu, Siwa.
Upacara Ngaben biasanya dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang yang meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap orang tuanya. Dalam sekali upacara ini biasanya menghabiskan dana 15 juta s/d 20 juta rupiah (saat ini sudah ada Ngaben massal yang biaya lebih irit).
Upacara ini biasanya dilakukan dengan semarak, tidak ada isak tangis, karena di Bali ada suatu keyakinan bahwa kita tidak boleh menangisi orang yang telah meninggal karena itu dapat menghambat perjalanan sang arwah menuju tempatnya.

Senin, 07 Oktober 2013

canang sari

Canang sari inggih punika sarin kasucian kayun bhakti ring Hyang Widhi tunggal. Napkala ngaksara kahiwangan-kahiwangan”.- Canang sari yaitu inti dari pikiran dan niat yang suci sebagai tanda bhakti/hormat kepada Hyang Widhi ketika ada kekurangan saat sedang menuntut ilmu kerohanian (lontar Mpu Lutuk Alit).
Berbicara masalah budaya Bali, tidak akan pernah terlepas dari agama Hindu yang dianut mayoritas masyarakat Bali. Dalam suatu konsep agama Hindu dalam mempersiapkan sarana persembahyangan, yang antara lain : air, api, bunga, buah, daun. Dalam budaya Bali, konsep ini kemudian dipraktekkan dalam wujud seni. Salah satunya adalah keanekaragaman bentuk sesajen.
Banten adalah Weda, sama halnya dengan mantra. Ketika umat tidak mampu merapalkan mantra Weda dengan baik, sebagai bentuk bukti syukur umat dapat membuktikannya dengan menghaturkan sesajen atau banten yang baik sesuai dengan ajaran Weda. Melalui banten inilah sebagai penolong manusia menghubungkan antara yang dipuja dengan yang memuja (Rai Sudarta, 2001:58).

apakah dosa itu bisa di tebus


APAKAH DOSA ITU BISA DI TEBUS?

Om Swastiastu.

Saudara-sadaraku yang berbahagia, setiap hari rasanya saya ingin berkomunikasi dengan anda, karena saya merasakan sesuatu yang banyak saya dapati melalui komunikasi kita. oleh karena itu sekarang saya ingIn menyampaikan sesuatu yang sering saya dapati saat memberikan Dharma Wacana berupa pertanyaan. Dari sekian banyak yang menanyakan pertanyaan sejenis maka terketuk hati saya untuk menulis di media ini, guna dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan sesama kita. Dan dari sekian penanya juga saya sangat tertarik untuk menyimpulkannya walaupun kemungkinan kesimpulan saya ini tidak benar seratus persen. Namun ada baiknya juga kita pahami bersama, guna dapat pemahaman yang senada dan dapat meningkatkan Sradha Kita sebagai pemeluk agama Hindu. Kesimpulan saya sementara; masih banyak dari kita belum tau tentang DOSA, dan bagaimana DOSA itu terjadi, serta apa yang bisa kita lakukan atas dosa itu? Untk itulah saya memberanikan diri untuk mengulasnya seklumit disini, mudah-mudahan ada manfaatnya.

mendidik anak dalam konsep hindu


Mendidik Anak Dalam Konsep Hindu

Om Swastiastu,
Anak merupakan anugerah. Dalam pandangan Agama Hindu, seorang anak merupakan pewaris sekaligus penyelamat bagi orang tua dan para leluhur. Begitu pentingnya peran dan kedudukan seorang anak, maka setiap keluarga tentu mengharapkan lahirnyaseorang anak yang suputra, seorang anak yang berwatak dan berkarakter baik, berbakti kepada orang tua dan leluhur serta taat kepada ajaran agama. Watak dan karakter seorang anak sesungguhnya dapat dibentuk melalui pendidikan. Ibarat kertas putih bersih, maka seperti itulah perumpamaan bagi seorang anak yang baru lahir. warna, corak dan karakternya tergantung dari goresan pendidikan yang diberikan dalam hal ini pendidikan oleh orang tua dan lingkungan.

Dalam konsep Hindu, mendidik seorang anak dimulai semenjak dalam kandungan. Hal ini termuat dalam lontar Semara Reka dan Angastya Prana. Untuk dapat mendidik anak agar menjadi seorang yang suputra, maka terlebih dahulu orang tualah yang harus merubah dirinya menjadi orang tua yang baik. Karena itu dianjurkan dalam satra agar seorang ibu mengandung setelah melalui proses upacara perkawinan. Disamping menghindari pengaruh beban psikis jika hamil sebelum melangsungkan upacara perkawinan, setelah melalui upacara perkawinan maka sanghyang kama ratih dalam diri orang tua telah disucikan sebelum bertemu dan menjadi benih. Hal ini sangatlah penting karena ibarat menanam benih maka benih dan ladang harus dibersihkan dan disucikan terlebih dahulu untuk mendapat hasil yang baik.


MENDEM ARI-ARI (NGUBUR ARI-ARI).

Om Swastiastu.
Kelanjutan dari tulisan saya tentang pendidikan pranatal yang lalu sekarang saya sambung dengan mendem ari-ari. Apa yang saya tulis disini bersumberkan kepada kitab/lontar Angatyaprana, mungkin para pembaca yang memiliki sumber lain akan mungkin menemui adanya kelainan dari apa yang saya tulis disini. Bila hal itu terjadi maka sepenuhnya saya serahkan kepada para pembaca untuk memilihnya sesuai dengan keinginan sendiri untuk digunakan sebagai landasan. Tulisan ini dibuat untuk membantu saudara kita yang belum menemui sumber yang pasti. Seba acara mendem ari-ari ini sangat penting, sebab ada kaitannya dengan ajaran Catur Sanak (sumber lontar Sundari gading). Semoga apa yang saya tulis ini dapat membantu saudara yang memerlukan.

pengertian tri dharma perguruan tinggi


Pengertian Tri Dharma Perguruan Tinggi
Hanya sekedar informasi buat Sobat...
Ini mengenai Apa itu Tri dharma perguruan tinggi
Tri dharma perguruan tinggi adalah salah satu dasar tanggung jawab mahasiswa yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama, serta harus disadari betul oleh semua mahasiswa agar dapat tercipta mahasiswa yang sadar akan Tri Dharma Perguruan Tinggi.



Adapun isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah:

1. Pendidikan dan Pengajaran

Pengertian pendidikan dan pengajaran disini adalah dalam rangka menerusakan pengetahuan atau dengan kata lain dalam rangka transfer of knowledge ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan melaui penelitian oleh mahasiswa di perguruan tinggi. Dalam pendidikan tinggi dinegara kita dikenal dengan istialh strata, mulai dari strata satu(S-1) yaitu merupakan pendidikan program sarjana, strata dua(S-2) merupakan program magister dan strata tiga (S-3) yaitu pendidikan doktor dalam sutau disiplin ilmu,serta pendidikan jalur vokasional/non gelar(diploma).

Minggu, 06 Oktober 2013

tirta yatra mahasiswa stah lampung


TIRTA YATRA MAHASISWA STAH LAMPUNG ANGKATAN 2011
Tirta yatra yang dilaksanakan oleh mahasiswa stah lampung angkatan 2011 dimulai dari tanggal 22 juli 2013. Pada hari senin sore mereka mengadakan persembahyangan bersama di pura kerti buana, mereka berharap agar perjalanan mereka dalam melakukan tirta yatra terlaksana dengan baik sesuai dengan tuntunan agama. Tema yang di agkat pada perjalanan tirta yatra tersebuat adalah ” Melalui Tirta Yatra Kita Tingkatkan Sradha Dan Bhakti Dengan Mengamalkan Ajaran Tri Hita Karana” .

Keesakan harinya pukul 13.00 wib mereka berangkat menuju pura gunung salak yang berada di bogar, mereka di bimbing oleh satu dosen yaitu bapak ketut rineh. Beliau adalah salah satu dosen stah lampung yang sering melakukan perjalanan tirta yatra sehingga banyak pengalaman yang bisa beliau ceritakan pada seluruh mahasiswa stah lampung angkatan 2013. Selama di perjalanan mereka sangat bersemangat dan menikmati perjalan mereka. Mereka sampai di pura gunung salak 04.00 wib, lalu mereka bersiap-siap untuk melakukan persembahyangn dipura gunung salak. Sekitar pukul 05.30 mereka melaksanakan persembahyangan.

Sabtu, 05 Oktober 2013


TIGA UNSUR UNTUK BISA BAHAGIA.

OM SWASTIASTU, OM AWGNAMASTU.

Pertama-tama saya menyampaikan rasa terima kepada saudara-saudaraku (Forum ini) yang telah mendoakan perjalanan saya ke Balikpapan, Kalimantan Timur, sehingga kami selamat kembali ke rumah. Dan kepada saudara Ketua Parisada Balikpapan, beserta umat sedharma di Balikpapan saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih, sebab dengan adanya keinginan saudara-saudara mengundang saya untuk datanag ke Balikpapan, saya mendapatkan kesempatan beryadnya ( JNANA YADNYA ) kepada saudara-saudara di sana.


Berlatih Untuk Menjaga Sifat Dewata Dalam Diri

OM SWASTIASTU. OM AWIGNAMASTU.

Manusia memiliki sifat yang sangat kuat dalam dirinya yaitu; kebiasaan. Semestinya sifat seperti itu sangat perlu dipertahankan dan dikembangkan kearah yang positif. Artinya kebiasaan itu dapat menciptakan kebahagiaan diatas bumi ini, dengan cara mengikuti petunjuk Ida Sang Hyang Widhi yang telah tertuang dalam ajaran Agama Hindu. lalu bagaimana mengembangkan kebiasaan yang positif? Sebenarnya kita tidak perlu terlalu jauh berfikir, cukup dengan cara yang sederhana yaitu; sembahyang dan meditasi.


JAMAN KALIYUGA

Om Swastiastu.

Semoga Sang Penguasa semesta ini mengampuni segala keikhlapan saya, sebab saya menulis ini hanya atas dasar rasa keterpanggilan untuk ikut juga nimbrug pendapat tentang "JAMAN KALIYUGA". Karena hampir setiap saat ada yang mendiskusikannya, dan tidak jarang pula ada yang menjadikan kambing hitam.

Misalnya; Seseorang melihat tingkah laku orang beda dengan jaman yang mereka alami terdahulu, maka mereka mengatakan "...yah sekarang jaman kali, memang begitu". ada pula orang tua membiarkan prilaku anaknya yang sudah kelihatan menyimpang dari tatakrama sosial karena mereka menganggap jaman sekarang anak-anak harus begitu. saya punya teman yang pada mulanya dia sama sekali tidak bisa minum alkohol, dan sekarang mereka menjadi pemabuk berat.




Meyakini punarbhawa Melalui Pratyaksa Pramana
(pengetahuan/Pengalaman Secara Langsung)
Oleh:Nikadek Elfrida Putri
Om swastyastu
Pratyaksa Pramana adalah cara untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan cara mengamati langsung terhadap sesuatu obyek, sehingga tidak ada yang perlu diragukan tentang sesuatu itu selain hanya harus meyakini. Misalnya menyaksikan atau melihat dengan mata kepala sendiri, kita menjadi tahu dan yakin terhadap suatu benda atau kejadian yang kita amati. Untuk dapat mengetahui serta merasakan adanya Sang Hyang Widhi Wasa dengan pengamatan langsung haruslah didasarkan atas kesucian batin yang tinggi dan kepekaan intuisi yang mekar dengan pelaksanaan yoga samadhi yang sempurna. Dalam Wrhaspati Tattwa sloka 26 disebutkan: Pratyaksanumanasca krtan tad wacanagamah pramananitriwidamproktam tat samyajnanam uttamam. Ikang sang kahanan dening pramana telu, ngaranya, pratyaksanumanagama.
Adapun orang yang dikatakan memiliki tiga cara untuk mendapat pengetahuan yang disebut Pratyaksa, Anumana, dan Agama.
Pratyaksa ngaranya katon kagamel. Anumana ngaranya kadyangganing anon kukus ring kadohan, yata manganuhingganing apuy, yeka Anumana ngaranya.
Pratyaksa namanya (karena) terlihat (dan) terpegang. Anumana sebutannya sebagai melihat asap di tempat jauh, untuk membuktikan kepastian (adanya) api, itulah disebut Anumana.
Banyak sekali pertanyaan serta hujatan yang di tujukan untuk umat hindu mengenai ajaran yang menjelaskan tentang kelahiran yang berulang-ulang yang secara umum biasa di sebut reinkarnasi atau dalam umat hindu sering disebut dengan punarbhawa.