Sabtu, 05 Oktober 2013


TIGA UNSUR UNTUK BISA BAHAGIA.

OM SWASTIASTU, OM AWGNAMASTU.

Pertama-tama saya menyampaikan rasa terima kepada saudara-saudaraku (Forum ini) yang telah mendoakan perjalanan saya ke Balikpapan, Kalimantan Timur, sehingga kami selamat kembali ke rumah. Dan kepada saudara Ketua Parisada Balikpapan, beserta umat sedharma di Balikpapan saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih, sebab dengan adanya keinginan saudara-saudara mengundang saya untuk datanag ke Balikpapan, saya mendapatkan kesempatan beryadnya ( JNANA YADNYA ) kepada saudara-saudara di sana.



Sekarang melalui forum ini saya akan mencoba menulis tentang BAHAGIA, karena menurut hemat saya tidak ada manusia yang tidak ingin bahagia di dalam hidupnya. Namun masih banyak mencari bahagia itu melalui jalan yang kurang tepat, dan mendefinisikan bahagia itu kurang menjangkau kepentingan bersama. Seperti misalnya; Masih ada diantara kita menganggap bahagia itu bila memiliki artha benda yang berlimpah, sebagai sarana untuk memenuhi hawa nafsu. Banyak kenyataannya orang yang memiliki artha benda berlimpah, hidupnya kurang bahkan tidak bahagia. Kalau demikian halnya atau situasinya, lalu hidup yang bagaimana bisa disebut bahagia?

Menurut ajaran agama Hindu sudah jelas sekali dipaparkan tentang cara mendapatkan kebahagiaan itu. Antara lain; Untuk mendapatkan kebahagiaan yang mencakup kehidupan di alam ini ada tiga unsur penting yang patut dipahami, dimengerti, dan dilaksnakan yaitu;

1. Serasikan hubungan manusia dengan Tuhan.
2. Serasikan hubungan manusia dengan manusia.
3. Serasikan hubungan manusia dengan alam.

Ketiga unsur ini sudah lumrah disebut ajaran TRI HITTAKARANA. Namun masih banyak diantara kita memandang ajaran tri hittakarana ini ada diluar diri manusia. Sehingga ajaran yang amat baik dan sempurna ini akan tetap dijadikan slogan, dan terpangpang di sepanduk dengan tulisan yang amat indah, dan hanya digunakan pemanis bibir disaat kampanye untuk meraih kedudukan yang amat sementara itu.

Untuk itu pada kesempatan yang amat baik ini, saya akan mencoba mengajak saudara-saudara untuk menyimak ajaran tersebut mulai dari diri kita sendiri, dengan pertanyaan;

Apakah Tri Hittakarana itu hanya di bwana agung? Apakah di bwana alit ada tri hittakarana?
Untuk melakoni sesuatu di dalam hidup ini harus mulai dari diri sendiri dulu, sehingga mengenal tri hittakarana pun harus mulai dari tri hittakaran dalam diri kita duluan.

TRI HITTAKARANA DALAM DIRI MANUSIA, HUBUNGANNYA DENGAN DI LUAR DIRI MANUSIA.

Makhluk Tuhan yang disebut manusia adalah makhluk yang memilki tiga hal yaitu; BAYU, SABDA, IDEP. Sehingga mereka dapat berpikir, dapat berkata, dan dapat berbuat. Sekarang kaitannya dengan keberadaan Tri Hittakarana yang ada pada diri manusia adalah sebagi berikut;

1. Atma sebagai Perhyangan.
2. Tri Kaya sebagai pawongan.
3. Badan kasar kita ( stula sarira ) sebagai palemahan.

Tiga unsur inilah yang patut dipahami dan diserasikan hubungannya. Diantara ketiga unsur tersebut yang paling berperan adalah unsur Tri Kaya, sebab unsur Tri Kaya itu akan dapat membikin manusia itu bahagia. Dengan Tri Kaya yang dapat terparisudha, maka stula sarira akan menjadi baik dan atma pun akan tak terombang ambing. Selanjutnya dari ketiga unsur tri kaya itu ideplah yang paling berkuasa, sehingga idep harus dikendalikan oleh Dharma, untuk memimpin sabda dan bayu. Dengan idep yang sudah dikuasai oleh Dharma, maka otomatis ketiga unsur Trikaya akan serasi hubungannya ( di bwana agung pertama yang diserasikan adalah hubungan manusia sesama manusia.) Setelah itu hubungan Trikaya akan bisa serasi dengan atma ( di Bwana agung hubungan manusia serasi denganTuhan ). Kemudian hubungan Tri Kaya akan serasi dengan badan kasar/stula sarira. ( di Bwana Agung hubungan manusia dengan alam lingkungan akan serasi ).

Untuk mencari kebahagiaan hidup bersama, maka konsep Tri Hittakarana itu harus diterapkan.

1. Yakinilah Tuhanmu melalui keyakinanmu sendiri jangan menghina dan menjelekkan mereka yang beda cara meyakini Tuhan denganmu.
2. Binalah hubungan antar manusia melalui konsep " BHINAKA TUNGGAL IKA ".
3. Peliharalah alam lingkunganmu untuk kepentingan kita bersama dan untuk kepentingan masa depan generasi penerus kita.

Demikianlah tulisan singkat ini semoga ada manfaatnya.

OM SANTIH, SANTIH, SANTIH, OM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar