Senin, 11 November 2013

jodoh dan pernikahan

 
JODOH DAN PERNIKAHAN

Om Swastiastu. Om Awignamastu Namosidem.

Kata cinta menurut saya adalah suatu istilah yang dibikin oleh manusia, di dalam menuangkan rasa indah, rasa baik dibalik suatu keinginan yang indah pula, dan istilah yang amat suci adalah salah satu istilah manusia di dalam menyebutkan kebesaran Tuhannya ( Tuhan yang Maha Suci), istilah Yang maha suci ini hanya cocok diperuntukan kepada Tuhan. Sehingga persenyawaan dua buah cinta yang amat suci itu disebut dengan istilah yang lumrah adalah PERNIKAHAN. Begitulah jalan pikiran saya untuk menghormati sebuah pernikahan, hal ini tidak terlepas dari keinginan tidak akan terjadinya perceraian dan terjadinya KDRT. Disamping itu untuk menuju rumah tangga yang damai, generasi penerus yang berkwalitas. Bila tidak ada sesuatu yang amat mendasar, nikah satu kali dalam hidup itu menurut saya yang paling indah dan paling baik.

Manusia adalah makhluk yang mempunyai Bayu, Sabda dan Idep, didalam menjalini hidupnya mereka akan dihadapkan dengan tiga hal pula yaitu; Dharma , Artha dan Kama. Ketiga hal ini tidak bisa dilepaskan oleh manusia saat mereka melakoni hidupnya, demikian pula saat mereka pacaran, saat mereka nikah, Dharma, Artha dan Kama ini juga ikut di dalamnya. Dari ketiga unsur ini yang semestinya yang dipakai landasan pokok atau yang dominan adalah Dharma, artha dan kama sebagai pengikutnya. Pernikahan seperti inilah yang nantinya bisa kekal dan bisa disebut pernikahan berdasarkan Dharma.


Kalau pernikahan itu dasar pokoknya adalah artha atau kama, biasanya kurang kekal. Sebab artha dan kama itu sendiri sesuatu yang tidak kekal, hanya Dharmalah yang paling kekal. Untuk menguatkan keyakinan kita sebagai umat Hindu tenang pernikahan adalah suatu yang amat sakral, kita perlu mengamati secara saksama bahwa di dalam ajaran Agama Hindu tidak ada satupun ayat-ayatnya memuat tentang membenarkan perceraian, dan Kehinduan di Bali hanya ada Upacara pernikahan, tidak ada upacara perceraian. Itu dapat dipakai dasar bahwa;

1. Pernikahan itu amat sakral.
2. Pernikahan itu merupakan anugrah Tuhan.
3. Kita harus menjaga dan memelihara pernikahan tetep langgeng sampai akhir ayat kita.

Berdasarkan pengalaman saya, yang perlu mendapat perhatian lebih di dalam pernikahan adalah; "Mencocokan Budaya Hindup dari kedua mempelai", Ini suatu yang cukup sulit dan boleh dikatakan bisa menjadi pemicu hal-hal yang kurang baik, maka disinilah sangat dibutuhkan kesadaran mempelai berdua.

Kesimpulan saya;
Pernikahan itu adalah awal kita melepaskan Brahmacari Asrama, dan awal masuknya kita ke alam Grahasta Asrama. Pernikahan adalah awal dari pembentukan generasi penerus yang berkwalitas. Sekian dan Terima kasih.

Om Santih, Santih, Santih, Om.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar