Rabu, 09 Oktober 2013

pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Suatu kondisi yang optimal dapat tercapai jika guru mampu siswa dan sarana pengajaran serta mengedalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar.
Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha pengorganisasian lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajar yang menimbulkan proses belajar.

Selasa, 08 Oktober 2013

panca sradha

Panca Sradha Dalam Konsep Ketuhanan menurut Agama Hindu

Dalam ajaran agama Hindu, Tatwa juga termasuk salah satu kepercayaan. Kepercayaan juga dikenal dengan istilah “Sradha” yang berarti keimanan,keyakinan,kepercayaan. Ada lima macam keyakinan dalam Agama Hindu yang disebut dengan “Panca Sradha”.Panca Sradha, yang berarti lima macam keyakinan/ kepercayaan atau keimanan yang harus dipedomani oleh setiap umat hindu dalam hidup dan kehidupannya.Panca Sradha tersebut terdiri dari :
1. Percaya dengan adanya Tuhan/Brahman (Widhi Sraddha).
2. Percaya dengan adanya atma (Atma Sraddha).
3. Percaya dengan adanya Hukum Karma Phala(Karmaphala Sraddha).
4. Percaya dengan adanya Punarbhawa/Samsara(Punarbhawa Sraddha).
5. Percaya dengan adanya Moksa(Moksa Sraddha).

upacara ngaben

Ngaben adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan di Bali, khususnya oleh yang beragama Hindu, dimana Hindu adalah agama mayoritas di Pulau Seribu Pura ini. Di dalam Panca Yadnya, upacara ini termasuk dalam Pitra Yadnya, yaitu upacara yang ditujukan untuk roh lelulur.
Makna upacara Ngaben pada intinya adalah untuk mengembalikan roh leluhur (orang yang sudah meninggal) ke tempat asalnya. Seorang Pedanda/Pinandita mengatakan manusia memiliki Bayu, Sabda, Idep, dan setelah meninggal Bayu, Sabda, Idep itu dikembalikan ke Brahma, Wisnu, Siwa.
Upacara Ngaben biasanya dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang yang meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap orang tuanya. Dalam sekali upacara ini biasanya menghabiskan dana 15 juta s/d 20 juta rupiah (saat ini sudah ada Ngaben massal yang biaya lebih irit).
Upacara ini biasanya dilakukan dengan semarak, tidak ada isak tangis, karena di Bali ada suatu keyakinan bahwa kita tidak boleh menangisi orang yang telah meninggal karena itu dapat menghambat perjalanan sang arwah menuju tempatnya.

Senin, 07 Oktober 2013

canang sari

Canang sari inggih punika sarin kasucian kayun bhakti ring Hyang Widhi tunggal. Napkala ngaksara kahiwangan-kahiwangan”.- Canang sari yaitu inti dari pikiran dan niat yang suci sebagai tanda bhakti/hormat kepada Hyang Widhi ketika ada kekurangan saat sedang menuntut ilmu kerohanian (lontar Mpu Lutuk Alit).
Berbicara masalah budaya Bali, tidak akan pernah terlepas dari agama Hindu yang dianut mayoritas masyarakat Bali. Dalam suatu konsep agama Hindu dalam mempersiapkan sarana persembahyangan, yang antara lain : air, api, bunga, buah, daun. Dalam budaya Bali, konsep ini kemudian dipraktekkan dalam wujud seni. Salah satunya adalah keanekaragaman bentuk sesajen.
Banten adalah Weda, sama halnya dengan mantra. Ketika umat tidak mampu merapalkan mantra Weda dengan baik, sebagai bentuk bukti syukur umat dapat membuktikannya dengan menghaturkan sesajen atau banten yang baik sesuai dengan ajaran Weda. Melalui banten inilah sebagai penolong manusia menghubungkan antara yang dipuja dengan yang memuja (Rai Sudarta, 2001:58).

apakah dosa itu bisa di tebus


APAKAH DOSA ITU BISA DI TEBUS?

Om Swastiastu.

Saudara-sadaraku yang berbahagia, setiap hari rasanya saya ingin berkomunikasi dengan anda, karena saya merasakan sesuatu yang banyak saya dapati melalui komunikasi kita. oleh karena itu sekarang saya ingIn menyampaikan sesuatu yang sering saya dapati saat memberikan Dharma Wacana berupa pertanyaan. Dari sekian banyak yang menanyakan pertanyaan sejenis maka terketuk hati saya untuk menulis di media ini, guna dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan sesama kita. Dan dari sekian penanya juga saya sangat tertarik untuk menyimpulkannya walaupun kemungkinan kesimpulan saya ini tidak benar seratus persen. Namun ada baiknya juga kita pahami bersama, guna dapat pemahaman yang senada dan dapat meningkatkan Sradha Kita sebagai pemeluk agama Hindu. Kesimpulan saya sementara; masih banyak dari kita belum tau tentang DOSA, dan bagaimana DOSA itu terjadi, serta apa yang bisa kita lakukan atas dosa itu? Untk itulah saya memberanikan diri untuk mengulasnya seklumit disini, mudah-mudahan ada manfaatnya.

mendidik anak dalam konsep hindu


Mendidik Anak Dalam Konsep Hindu

Om Swastiastu,
Anak merupakan anugerah. Dalam pandangan Agama Hindu, seorang anak merupakan pewaris sekaligus penyelamat bagi orang tua dan para leluhur. Begitu pentingnya peran dan kedudukan seorang anak, maka setiap keluarga tentu mengharapkan lahirnyaseorang anak yang suputra, seorang anak yang berwatak dan berkarakter baik, berbakti kepada orang tua dan leluhur serta taat kepada ajaran agama. Watak dan karakter seorang anak sesungguhnya dapat dibentuk melalui pendidikan. Ibarat kertas putih bersih, maka seperti itulah perumpamaan bagi seorang anak yang baru lahir. warna, corak dan karakternya tergantung dari goresan pendidikan yang diberikan dalam hal ini pendidikan oleh orang tua dan lingkungan.

Dalam konsep Hindu, mendidik seorang anak dimulai semenjak dalam kandungan. Hal ini termuat dalam lontar Semara Reka dan Angastya Prana. Untuk dapat mendidik anak agar menjadi seorang yang suputra, maka terlebih dahulu orang tualah yang harus merubah dirinya menjadi orang tua yang baik. Karena itu dianjurkan dalam satra agar seorang ibu mengandung setelah melalui proses upacara perkawinan. Disamping menghindari pengaruh beban psikis jika hamil sebelum melangsungkan upacara perkawinan, setelah melalui upacara perkawinan maka sanghyang kama ratih dalam diri orang tua telah disucikan sebelum bertemu dan menjadi benih. Hal ini sangatlah penting karena ibarat menanam benih maka benih dan ladang harus dibersihkan dan disucikan terlebih dahulu untuk mendapat hasil yang baik.


MENDEM ARI-ARI (NGUBUR ARI-ARI).

Om Swastiastu.
Kelanjutan dari tulisan saya tentang pendidikan pranatal yang lalu sekarang saya sambung dengan mendem ari-ari. Apa yang saya tulis disini bersumberkan kepada kitab/lontar Angatyaprana, mungkin para pembaca yang memiliki sumber lain akan mungkin menemui adanya kelainan dari apa yang saya tulis disini. Bila hal itu terjadi maka sepenuhnya saya serahkan kepada para pembaca untuk memilihnya sesuai dengan keinginan sendiri untuk digunakan sebagai landasan. Tulisan ini dibuat untuk membantu saudara kita yang belum menemui sumber yang pasti. Seba acara mendem ari-ari ini sangat penting, sebab ada kaitannya dengan ajaran Catur Sanak (sumber lontar Sundari gading). Semoga apa yang saya tulis ini dapat membantu saudara yang memerlukan.

pengertian tri dharma perguruan tinggi


Pengertian Tri Dharma Perguruan Tinggi
Hanya sekedar informasi buat Sobat...
Ini mengenai Apa itu Tri dharma perguruan tinggi
Tri dharma perguruan tinggi adalah salah satu dasar tanggung jawab mahasiswa yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama, serta harus disadari betul oleh semua mahasiswa agar dapat tercipta mahasiswa yang sadar akan Tri Dharma Perguruan Tinggi.



Adapun isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah:

1. Pendidikan dan Pengajaran

Pengertian pendidikan dan pengajaran disini adalah dalam rangka menerusakan pengetahuan atau dengan kata lain dalam rangka transfer of knowledge ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan melaui penelitian oleh mahasiswa di perguruan tinggi. Dalam pendidikan tinggi dinegara kita dikenal dengan istialh strata, mulai dari strata satu(S-1) yaitu merupakan pendidikan program sarjana, strata dua(S-2) merupakan program magister dan strata tiga (S-3) yaitu pendidikan doktor dalam sutau disiplin ilmu,serta pendidikan jalur vokasional/non gelar(diploma).

Minggu, 06 Oktober 2013

tirta yatra mahasiswa stah lampung


TIRTA YATRA MAHASISWA STAH LAMPUNG ANGKATAN 2011
Tirta yatra yang dilaksanakan oleh mahasiswa stah lampung angkatan 2011 dimulai dari tanggal 22 juli 2013. Pada hari senin sore mereka mengadakan persembahyangan bersama di pura kerti buana, mereka berharap agar perjalanan mereka dalam melakukan tirta yatra terlaksana dengan baik sesuai dengan tuntunan agama. Tema yang di agkat pada perjalanan tirta yatra tersebuat adalah ” Melalui Tirta Yatra Kita Tingkatkan Sradha Dan Bhakti Dengan Mengamalkan Ajaran Tri Hita Karana” .

Keesakan harinya pukul 13.00 wib mereka berangkat menuju pura gunung salak yang berada di bogar, mereka di bimbing oleh satu dosen yaitu bapak ketut rineh. Beliau adalah salah satu dosen stah lampung yang sering melakukan perjalanan tirta yatra sehingga banyak pengalaman yang bisa beliau ceritakan pada seluruh mahasiswa stah lampung angkatan 2013. Selama di perjalanan mereka sangat bersemangat dan menikmati perjalan mereka. Mereka sampai di pura gunung salak 04.00 wib, lalu mereka bersiap-siap untuk melakukan persembahyangn dipura gunung salak. Sekitar pukul 05.30 mereka melaksanakan persembahyangan.

Sabtu, 05 Oktober 2013


TIGA UNSUR UNTUK BISA BAHAGIA.

OM SWASTIASTU, OM AWGNAMASTU.

Pertama-tama saya menyampaikan rasa terima kepada saudara-saudaraku (Forum ini) yang telah mendoakan perjalanan saya ke Balikpapan, Kalimantan Timur, sehingga kami selamat kembali ke rumah. Dan kepada saudara Ketua Parisada Balikpapan, beserta umat sedharma di Balikpapan saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih, sebab dengan adanya keinginan saudara-saudara mengundang saya untuk datanag ke Balikpapan, saya mendapatkan kesempatan beryadnya ( JNANA YADNYA ) kepada saudara-saudara di sana.


Berlatih Untuk Menjaga Sifat Dewata Dalam Diri

OM SWASTIASTU. OM AWIGNAMASTU.

Manusia memiliki sifat yang sangat kuat dalam dirinya yaitu; kebiasaan. Semestinya sifat seperti itu sangat perlu dipertahankan dan dikembangkan kearah yang positif. Artinya kebiasaan itu dapat menciptakan kebahagiaan diatas bumi ini, dengan cara mengikuti petunjuk Ida Sang Hyang Widhi yang telah tertuang dalam ajaran Agama Hindu. lalu bagaimana mengembangkan kebiasaan yang positif? Sebenarnya kita tidak perlu terlalu jauh berfikir, cukup dengan cara yang sederhana yaitu; sembahyang dan meditasi.


JAMAN KALIYUGA

Om Swastiastu.

Semoga Sang Penguasa semesta ini mengampuni segala keikhlapan saya, sebab saya menulis ini hanya atas dasar rasa keterpanggilan untuk ikut juga nimbrug pendapat tentang "JAMAN KALIYUGA". Karena hampir setiap saat ada yang mendiskusikannya, dan tidak jarang pula ada yang menjadikan kambing hitam.

Misalnya; Seseorang melihat tingkah laku orang beda dengan jaman yang mereka alami terdahulu, maka mereka mengatakan "...yah sekarang jaman kali, memang begitu". ada pula orang tua membiarkan prilaku anaknya yang sudah kelihatan menyimpang dari tatakrama sosial karena mereka menganggap jaman sekarang anak-anak harus begitu. saya punya teman yang pada mulanya dia sama sekali tidak bisa minum alkohol, dan sekarang mereka menjadi pemabuk berat.




Meyakini punarbhawa Melalui Pratyaksa Pramana
(pengetahuan/Pengalaman Secara Langsung)
Oleh:Nikadek Elfrida Putri
Om swastyastu
Pratyaksa Pramana adalah cara untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan cara mengamati langsung terhadap sesuatu obyek, sehingga tidak ada yang perlu diragukan tentang sesuatu itu selain hanya harus meyakini. Misalnya menyaksikan atau melihat dengan mata kepala sendiri, kita menjadi tahu dan yakin terhadap suatu benda atau kejadian yang kita amati. Untuk dapat mengetahui serta merasakan adanya Sang Hyang Widhi Wasa dengan pengamatan langsung haruslah didasarkan atas kesucian batin yang tinggi dan kepekaan intuisi yang mekar dengan pelaksanaan yoga samadhi yang sempurna. Dalam Wrhaspati Tattwa sloka 26 disebutkan: Pratyaksanumanasca krtan tad wacanagamah pramananitriwidamproktam tat samyajnanam uttamam. Ikang sang kahanan dening pramana telu, ngaranya, pratyaksanumanagama.
Adapun orang yang dikatakan memiliki tiga cara untuk mendapat pengetahuan yang disebut Pratyaksa, Anumana, dan Agama.
Pratyaksa ngaranya katon kagamel. Anumana ngaranya kadyangganing anon kukus ring kadohan, yata manganuhingganing apuy, yeka Anumana ngaranya.
Pratyaksa namanya (karena) terlihat (dan) terpegang. Anumana sebutannya sebagai melihat asap di tempat jauh, untuk membuktikan kepastian (adanya) api, itulah disebut Anumana.
Banyak sekali pertanyaan serta hujatan yang di tujukan untuk umat hindu mengenai ajaran yang menjelaskan tentang kelahiran yang berulang-ulang yang secara umum biasa di sebut reinkarnasi atau dalam umat hindu sering disebut dengan punarbhawa.